Thursday, September 6, 2007

Siapakah yang disebut dengan mujaddid itu?

Kata tajdid berarti 'pembaharuan' atau sekarang populer dengan sebutan reformasi. Sedangkan Mujaddid berarti pembaharu atau reformer. Apakah yang diperbaharuinya? Syariat Islam? Sekali-kali tidak. Memperbaharui syariat adalah semata-msta tugas Rasul. Sedangkan Mujaddid berperan dalam memperbaharui teknik/uslub/metode untuk melaksanakan syariat tersebut yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Namun syariatnya tetap syariat yang dibawa oleg Rasulullah SAW sebagai sayyidil mursalin (penutup dari segala Rasul)
Mengapa mereka perlu memperbaharui urusan agama, sedangkan agama Islam sudah sempurna di tangan Rasulullah SAW semenjak turunnya surat Al Maidah ayat 3.
Untuk menghindari kekeliruan perlulah dipahami apa maksud pembaharuan itu. Yaitu bukan bermaksud mengubah atau menambah sesuatu ke dalam ajaran Islam yang telah termaktub lengkap dalam Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah.
Para Mujaddid bukan membuar ajaran-ajaran baru yang berbeda dengan ajaran Islam asal yang dibawa oleh Rasulullah, Bapak Mujaddid itu.
Apa yang diperbaharui oleh para mujaddid tentang agama ini ialah dari sudut pengalaman Islam oleh orang-orang di zaman beliau dilahirkan. Kita harus memahami bahwa setelah wafatnya Rasulullah SAW dan Khulafar Rasyidin umat manusia dari generasi ke generasi mulai turun imannya yang sekaligus melemahkan amalan hidup Islam itu sendiri. Dengan kata lain hati manusia makin lama makin lalai, melupakan Allah dan akhirat, karena diisi dengan rasa asyik dengan kehidupan yang sedang dihadapi dan diburunya. Maka seboklah mereka dengan urusan hidup dunia hingga lalai dan lupa kepada urusan sebenarnya, sebagai hamba dah khalifah Allah, yang sepatutnya menjadikan dunia sebagai alat untuk ke akhirat. Ajaran Islam dilupakan tidak lagi diamalkan sebagiannya atau pun semuanya.
Kalau Allah biarkan manusia terus dalam keadaan seperti ini, pasti akan terulang kembali kehidupan jahiliah di tengah masyarakat. Bukan karena Al Qur'an dan hadits tidak ada. Ada! Tetapi karena ajarannya sudah dilupakan disimpan sebagai bahan 'khutub khanah' dah tidak lagi diambil sebagai panduan.
Maka untuk menyelamatkan manusia dari terus hanyut dalam tipuan dunia, nafsu dan syaitan, maka Allah datangkan seorang pemimpin, yang berusaha dan berjuang dengan gigih untuk menjadikan Al Qur'an dan Sunnah sebagai cara hidup yang dipraktekkan oleh masyarakat Islam.
Kalau Rasulullah SAW menerima wahyu dari Allah dan mempraktekkan masyarakat contoh, maka ulamak ini cuma melaksanakan ilmu ilmu wahyu itu dengan meniru bentuk yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Dengan kata lain, mereka ini berusaha untuk mengembalikan kehidupan atau cara hidup sunnah Rasulullah di tengah masyarakatnya yang sudah mengamalkan cara hidup jahiliah sebelumnya.
Kalaulah mereka ini tidak ada, sudah pasti Al Qur'an dan Sunnah akan terus dilupakan dan tidak diperdulikan. Bahkan seperti di zaman ini, Al Qur'an dan Sunnah sudah diragukan kebenarannya. Umat Islam sendiri banyak yang sudah berprasangka dengan Islam yang sebenarnya. Mereka menginginkan Islam yang sesuai dengan nafsu dan akal mereka saja.
Karena itu perlu sekali Mujaddid lahir. Karena suasana zaman tidak sama, dan tidak manusia-manusianya pun berbeda antara satu sama lainnya, maka kaidah yang perlu diambil untuk mengajak manusia kembali kepada kehidupan Islam yang sebenarnya itu juga tentu perlu berbeda-beda. Sebab itu antara mujaddid mujaddid itu ada perbedaan cara (kaidah) yang diambil untuk tujuan yang sama. Yakini tujuan memimpim umat untuk kembali kepada cara hidup Al Qur'an dan Sunnah.
Walaupun kelahiran para Mujaddid ditunjuk oleh Hadits, tapi nama mereka tidak disebutkan secara khusus oleh Al Qur'an maupun Hadits. Maka oleh para ulamak ditentukanlah siapa mujaddid itu dengan merujuk kepada syarat-syarat yang diberikan oleh Hadits yaitu:

1. Perjuangannya di awal kurun.
2. Kewibawaannya menonjol dibanding dengan ulama sezamannya.
3. Hasil perjuangannya lebih dapat menegakkan syariat Allah dalam kehidupan para jemaahnya daripada jemaah-jemaah lain. (Dapat melahirkan kebenaran ditengah kerosakan)
4. Aqidah dan cara hidup sunnahnya tidak dapat dirusakkan oleh musuh atau pun orang-orang yang menentangnya.
5. Ketakwaannya lebih tinggi dan akhlaknya lebih halus daripada ulama-ulama lain.
6. Mind dan teknik perjuangannya adalah cara baru yang sangat menonjol dan menawan hati masyarakat, mengalahkan cara lama yang ada yang sudah tidak memberikan kesan pada masyarakat.
7. Kegigihan, sifat istiqomah, keberanian, kesabaran dan kejayaannya dalam perjuangan tiada bandingan di zamannya (melebihi seluruh ulama-ulama sezamannya).
8. Bertaraf Mujtahid (memenuhi syarat untuk dapat melakukan ijtihad).
9. Pada pribadinya tampak nyata Sunnah Rasulullah SAW.
10. Pengikutnya dapat memanfaatkan seluruh waktunya untuk perjuangan Islam. Hidup bersandar kepada sistem Islam dan meninggalkan segala keburukan dan kemaksiatan sepenuhnya.
11. Penyikutnya sangat patuh dan menyayanginya. Ukhuwah mereka padu. Seolah-olah dari satu ayah dan ibu.
12. Banyak orang yang bersimpati dengan perjuangannya.
13. Para penentangnya pula terlalu benci kepadanya.
14. Kepemimpinan dan kebijaksanaannya mengatasi kecerdikan ulama lain di zamannya.
15. Kenaikannya sebagai pemimpin bukan hasil pemilihan suara tapi terjadi dengan sendirinya karena khalayak ramai dapat menerimanya dengan hati. Seperti kenaikan para Rasul, bukan melalui demokrasi tetapi melalui penerimaan hati. Inilah pemimpin di hati bukan pemimpin di jari.
Melihat pada syarat-syarat ini, ditunjuklah siapa Mujaddid untuk zaman itu. Ditemukan dalam satu zaman kadang-kadang ada lebih dari satu orang. Tetapi tidak lebih dari tiga orang. Mereka dikatakan mujaddid bersama. Meraka sama saja, bukan berbeda-beda dan bertentangan. Hanya tempat tinggal dan tempat berjuang saja yang berbeda. Demikian juga Allah tidak mendua-tigakan Rasul di satu zaman kecuali mereka membawa berita (message) yang sama. Nabi Musa as. dan Nabi Harun as misalnya, yang saling bantu membantu.
Adapun mengapa tidak perlu banyak Mujaddid dalam satu zaman adalah karena kebenaran itu cuma satu. Bila seseorang sudah memperloporinya, orang lain yang menerima kebenaran walau dari negara mana sekali pun, akan meniru dan mengikutinya saja. Nabi Muhammad hanya seorang, lahir dan berjuang di Mekkah dan Madinah. Tapi dia bukan untok orang Mekkah dan Madinah saja. Manusia seluruh dunia mesti merujuk ke sana.
Demikianlah dengan kezahiran para Mujaddid memang tidak banyak dan tidak perlu banyak jumlahnya. Bila manusia sudah melihat atau tahu bahwa sudah datang pemimpin kebenaran untuk awal kurun itu, menjadi kewajiban bagi meraka meniru atau mengikutinya. Dan hanya yang benar-benar mencari kebenaran tanpa kepentingan duniawi yang mampu melakukannya. Demikianlah Allah menyaring keikhlasan hamba-hambanya.
Sudah tertulis dalam kitab-kitab nama-nama Mujaddid sepanjang 13 kurun yang lalu. Adapun ke-13 Mujaddid yang sudah berlalu itu adalah:

1. Umar Abdul Aziz
2. Imam Syafe'i
3. Ibnu Suraij Al Iraqi atau Abu Hassan Asy'aari
4. Imam Al Baihaqi atau Syeikh Abu Hamid Isfarani As-Syafe'i
5. Imam Al Ghazali
6. Imam Fakhrurradzi
7. Ibnu Daiqiqi
8. Al Balqini
9. Imam Sayuti
10. Imam Mohammad Ar Ramli
11. Abdullah Salim Al Basri
12. Ad Dardir
13. As Syarqawi

Mujaddid kurun ke- 14 belum ditulis oleh ulama-ulama mana pun. Sementara Mujaddid kurun ke- 15, yang saya kira kurun akhir sebelum kiamat, tentulah Imamul Mahdi.
Dalam kitab Aj Jami' us Soghir yang ditulis oleh Imam As Sayuti Rahimahumullau ta'ala dikatakan bahwa beliau meramalkan Imam Mahdi akan muncul di sekitar awal kurun ke-15. Disamping itu Hadits-Hadits juga menyebutkan bahwa kemunculan Imam Mahdi akan didahului oleh pemuda Bani Tamin sebagai perintis jalan.
Berdasarkan keterangan diatas yang bersumber dari Hadits, pendapat ulama-ulama muktabar, saya meyakini bahwa baik Imam Mahdi mahupun permuda Bani Tamim keduanya bertaraf Mujaddid.
Dengan mengulangi pendapat dari Imam As Sayuti Rahimahumullau ta'ala, bahwa Imam Mahdi muncul di awal kurun ke-15, maka sekali lagi saya berkeyakinan bahwa Imam Mahdi dan Pemuda Bani Tamim adalah Mujaddid bersama diawal kurun ke-15. Yang berarti diawal kurun ini kita sedang menunggu munculnya dan Pemuda Bani Tamim.
Nostradamus seorang peramal ternama Yahudi berkebangsaan Perancis, juga telah beramalkan tentang munculnya "a New World Religion" yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2000-an. Dalam buku Nostradamus, "The End of the Millennium, Prophecies : 1992 to 2001" (Nostradamus, Di Ujung Masa 1000 Tahun, Ramalan tahun 1992-2001) yang ditulis oleh V.J.Hewitt & Peter Lorie.
Semua bukti-bukti di atas menguatkan bahwa Pemuda Bani Tamim berjuang di awal kurun bahkan diperkirakan akan mendapat kejayaan di Timur.
Terserah bagi pembaca untuk meyakininya atau tidak. Kita tunggu saja. Yang jelas janji Allah pasti terjadi! Di awal kurun ini juga, kita akan menyaksikan bahkan mungkin berkesempatan untuk ikut dalam perjuangan besar Islam yang disediakan Allah untuk umat akhir zamannya. Mudah-mudahan kita dipilih Allah untuk ikut di dalamnya.

No comments: